en id

Panduan Wisata

Benteng Amsterdam

26 Oct 2020

kembali ke list


Wisata sejarah di Kota Ambon merupakan salah satu alternatif kegiatan bersama keluarga dikala libur. Salah satu wisata sejarah yang terkenal adalah Benteng Amsterdam. Secara administratif, Benteng Amsterdam berada di wilayah Desa Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Lokasi benteng ini berjarak kurang lebih 33 km dari pusat Kota Ambon dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum (angkutan antar kota) maupun kendaran lainnya dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Secara geografis Benteng Belanda ini berada di koordinat UTM Zona 52S E: 398215 m Timur dan N: 9603973 m Utara.

Menurut website kemdikbud.go.id, Benteng Amsterdam awalnya merupakan sebuah loji yang dibangun oleh Portugis (Francesco Serrao, sekitar tahun 1512) dan difungsikan sebagai gudang penyimpanan rempah. Ketika Belanda mulai menguasai wilayah ini pada awal abad ke-17, loji ini kemudian diubah menjadi blokhuis dari batu yang dikelilingi pagar kayu yang tinggi pada tahun 1637 (pada masa Jan Ottens, Gubernur Jenderal VOC saat itu). Kemudian blok huis ini diperkuat dan diperbesar pada tahun 1643 (pada masa Gubernur VOC di Maluku Gerrad Demmer). Arnold de Vlaming (Gubernur VOC di Maluku pengganti Demmer) memberikan nama Benteng Amsterdam dan memerintahkan untuk memperkuat blokhuis ini dengan tembok batu keliling lengkap dengan bastion pada tahun 1648-1656, dan merubah fungsinya sebagai benteng pertahanan. Pembangunan Amsterdam ini dipicu oleh pertikaian antara VOC dengan Kerajaan Hitu yang terjadi pada tahun 1633 hingga 1654.

Bangunan Benteng Amsterdam terdiri dari 3 lantai yaitu pada lantai satu terdiri lantai berbata merah, lantai dua dan tiga terdiri lantai berkayu besi. Pada ujung bangunan terdapat sebuah menara pengintai

Adapun lantai satu digunakan sebagai tempat tidur para serdadu, lantai paling bawah ada penjara dan mesiu, lantai dua untuk tempat pertemuan para perwira dan lantai tiga digunakan untuk pos pemantau atau pengintai.

Di lantai dua menemukan beranekaragam gambar ikan yang berjajar di dinding bagian dalam pada Benteng Amsterdam. Para Pengunjung bisa juga merasakan sensasi duduk pada ujung benteng sambil melihat keindahan laut biru.

Tarif masuknya tidak ditentukan tapi berupa sumbangan seikhlasnya, yang dibayarkan di sebuah bangunan kecil di halaman depan benteng dekat lapangan parkir. Bangunan tersebut merupakan museum tempat menyimpan benda-benda peninggalan benteng yang masih tersisa seperti perlengkapan perang berupa meriam, senjata, dan barang pecah belah lainnya

Benteng ini ditinggalkan oleh bangsa Belanda pada awal tahun 1900 dalam keadaan rusak dan telah ditumbuhi sebatang pohon beringin besar sebelum dipugar kembali oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kantor Wilayah Provinsi Maluku, mulai Juli 1991 hingga bulan Maret tahun 1994. Pemugaran kembali benteng ini berdasarkan gambar dalam buku Beschreiving van Amboinan (uraian tentang pulau Ambon) karangan Francois Valantyn tahun 1772. (Simamora, 2019, pada website traveling.bisnis.com)

Contrubutor: JM